Fase-Fase
dan Akibat Terjadinya Perang Peloponnesia
1. Fase-Fase Perang Peloponnesia
Perang Peloponnesia terjadi selama 27 tahun terbagi
menjadi 3 fase, Fase pertama terjadi
dari tahun 431-421 SM, fase kedua pada tahun 421-416 SM, sebagai satu
periode yang tidak mudah untuk berdamai, dintandai dengan kekerasan militer dan
perdebatan diplomasi, fase ketiga pada tahun 416-404 SM, ditandai dengan
banyaknya peperangan, serangan Athena ke Syracause, intervensi Persia, dan
akhir-akhir penggulungan kekuasaan angkatan alaut beserta kerajaan Athena. Dalam historiografi konvensional
telah membagi perang Peloponesus menjadi tiga periode, yang pertama adalah
perang Archidamian.
Perang
Archidamian dimulai oleh perang Stratus, dimana Athena mengeluarkan kekuatan
angkatan lautnya dengan mengirim 100 kapal dan berhasil merusak kota Elis dan
Laconia. Lalu orang-orang Thebes, sekutu Sparta yang menyerang Boeotian kota di
Plataea, sekutu Athena pada April 431 SM. Lalu pada pertengahan Juni, para
Peloponesian yang dipimpin oleh Archidemian II menginvasi Attica. Pasukan
Sparta yang terkenal tangguh tersebut dapat menguasainya hanya dalam tiga
minggu. Hal tersebut terjadi dengan cepat karena Perikles salah menggunakan
strategi perang, strategi yang digunakan oleh Perikles adalah serangan secara frontal
dan terbuka padahal pasukan Sparta sudah terlatih sejak dini mampu
menghadapinya dengan mudah. Dan hampir sepertiga hingga duapertiga penduduk
Athena kehilangan nyawanya. Dan sialnya lagi Athens terkena wabah mematikan
yang membuat Perikles meninggal dunia pada 429 SM. Dikarenakan takut tertular
wabah tersebut maka pasukan Peloponesus pun akhirnya meninggalkan Attica yang
telah hancur.
Sepeninggal
Perikles yang telah meninggal karena wabah penyakit,maka munculah tokoh oposisi
dari Perikles yaitu Cleon. Ia membuat pasukan Athena lebih agresif dalam
melawan Sparta. Dan mulailah operasi penyerangan ke Peloponesos, dengan membawa
5 kapal trireme dengan sekitar 400 pasukan hoplites di bawah pimpinan Demosthenes
seorang jenderal yang sangat pintar. Dalam perjalanan mereka terkena badai
hingga hampir sampai ke daratan dekat Semenanjung Pylos. Dekat sana terdapat
Pulau Spachteria dimana menjadi pos terlemah dari Sparta, dan dengan strategi
perang yang sangat brilian dari Demosthenes maka pasukan Sparta mampu dijebak
di Spachteria dan menunggu mereka menyerah. Akhirnya Athena mendapatkan
kemenangannya atas Sparta di Spachteria, mereka berhasil menangkap sekitar 300
hingga 400 pasukan hoplites milik Sparta dan menjadikan mereka sebagai alat
penawaran.
Mengetahui
hal tersebut Jenderal pasukan Sparta, Brasidas mengumpulkan pasukannya dan
melakukan march menuju ke Amphipolis kota koloni Athena yang merupakan kota
yang menghasilkan perak yang menjadi sumber dana perang utama bagi Athena.
Thucydides yang mengetahui hal itu mencoba mengejar pasukan Sparta namun
terlambat menghalau Brasidas menyerang Amphipolis. Dan dalam Perang Amphipolis
ini kedua pimpinan dari Sparta dan Athena, yaitu Brasidas dan Cleon meninggal.
Setelah hal tersebut maka kedua belah pihak setuju untuk mengadakan perjanjian
damai, yang syaratnya adalah kota Amphipolis ditukar dengan pasukan Sparta yang
telah ditawan oleh Athena, perjanjian tersebut disebut Peace of Nicias (421 SM)
dimana mempertahankan status quo selama 50 tahun. Dan inilah menjadi akhir dari
periode pertama perang Peloponesus : Perang Archidamian.
Adanya
Perjanjian Nicias pun tidak merubah faktor rivalitas antara kedua daerah
tersebut. Setelah meninggalnya Cleon, Athena mengadakan pemilihan dan
dimenangkan oleh Alcibiades, keponakan dari Perikles. Dalam masa ini Athena
memanfaatkan waktu untuk berkoalisi dengan Argos, Mantinea, dan Elis. Namun
seiring dengan waktu Sparta mengalahkan Martinea dan setelah itu Sparta membuat
perjajnian dengan Argos yang secara langsung adalah sebuah pengkhianatan. Di
lain tempat yaitu di Sicilia, sekutu Athens diserang oleh bangsa dari Syracuse.
Bangsa Syracuse adalah bangsa yang ber-etnik Dorian (sama dengan etnik bangsa
Sparta) maka dengan itu Alcibiades memerintahkan untuk membantu sekutunya
tersebut dengan mengirimkan pasukan untuk berlayar ke Sicilia. Dalam ekspedisi
itu terdapat 134 kapal, lebih dari 500 infantry, dan 30 cavalry.
Setelah
samapai di Sicilia sejumlah kota disana mulai bergabung dengan pasukan Athena.
Dalam sekejap saja Syracuse mampu dihancurkan oleh jumlah pasukan Athena yang
sangat superior tersebut. Namun mereka terhalang oleh datangnya musim
dingin/salju, oleh karena itu pasukan Athena menunggu dan menghabiskan waktu
mereka untuk merencanakan bagaimana untuk menghancurkan Syracuse secara total.
Penundaan penyerangan oleh pasukan Athena tersebut ternyata mampu dimanfaatkan
oleh pihak Syracuse dengan mencoba meminta bantuan kepada Sparta, dan akhirnya
Sparta mengirimkan pasukan di bawah pimpinan Gylippus. Ternyata dengan bantuan
tersebut Syracuse dapat dipertahankan dan mengalahkan pasukan Athena.
Kekalahan
tersebut kemudian pasukan Athena di Syracuse meminta bantuan juga dari pusat
dan dikirimkanlah Jendral brilian mereka yaitu Demosthenes. Setelah mengalami
beberapa pertempuran lagi pasukan Athena tetap saja mengalami kekalahan, oleh
karena itu Demosthenes menganjurkan untuk mundur tetapi Nicias awalnya menolak
tetapi pada akhirnya menyetujui. Dengan hampir semua pasukan yang terbunuh dan
hanya sedikit saja yang mampu pulang ke rumah. Dengan berakhirnya perang di
Sicilia, sekali lagi Athena mengalami kekalahan kembali. Dan Athena mencoba
untuk bertahan setalah mengalami kekalahan tersebut dan mencoba untuk bangkit
kembali dengan cepat. Memanfaatkan kelemahan Sparta yang lambat dalam
menyiapkan pasukannya ke Aegea dan kelelahan fisik pasukannya serta pasukan
dari Persia yang juga belum siap. Dan juga ketidaksigapan pegawai
pemerintahan dari Sparta yang memang tidak terlatih sebagai diplomat. Selain
itu Athena juga mempunyai kekayaan yang sangat berlimpah. Namun Athena juga
sempat digoyang pemberontakan revolusi oligarki.
Pertempuran
terakhir pun terjadi pada tahun 406 SM, Athena memenangkan pertempuran Laut di
Arginusae, dimana Sparta kehilangan banyak kapal dan mengalami penurunan moral.
Sparta yang dipimpin oleh Jendral Lysander. Dia adalah bukan anggota keluarga
kerajaan Sparta dan juga bukan seorang ahli strategi tetapi dia adalah seorang
diplomat yang mempunyai hubungan baik dengan pangeran Persia, Cyrus (putra
Darius II). Dan ternyata Lysander telah belajar banyak dari kekalahan di
Arginusae dalam pertempuran di Laut Aegospotami (404 SM) kemenangan menjadi
milik Sparta dengan mampu menghancurka 168 kapal dan menangkap sekitar tiga
ribu pasukan Athena dengan bantuan Persia. Dan mampu masuk ke pusat kota
setelah menembus dinding yang sangat kokoh. Athena menyerah pada akhirnya pada
tahun 404 SM setelah mengalami masa-masa perang yang merupakan bencana besar
bagi Athena.
Sebagai akibat dari Perang Peloponnesia dan
perang-perang kecil pada masa selanjutnya, polis-polis selanjutnya, polis-polis
Yunani semakin menunjukkan ketidakstabilan sosial dan politik. Orang-orang
Yunani terbelenggu atas kegagalan mereka untuk mengubah polis-polis yang banyak
jumlahnya itu menjadi “Satu Yunani”. Bagi Yunani, jelas akibat Perang
Peloponnesia, orang-orang Yunani mulai membenahi keadaan ekonominya yang serba
kacau balau. Pengeluaran biaya perang mengakibatkan kekosongan kas Negara dan
orang-orang tidak dapat lagi mengandalkan keuangan Liga Delos eperti
sebelumnya.
Semenjak kekalahanSparta tahun 371 SM, pemerintahan
diselenggarakan oleh dominasi negara asing. Muncullah orang-orang Macedonia
yang dating dariarah utara Yunani, di ujung Laut Aegea, yang kini merupakan
tempat bertemunya penduduk dari kelompok ras dan kebudayaan yang berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar