Rabu, 07 Januari 2015

Sejarah Media Pembelajaran

SEJARAH PERKEMBANGAN PEMBELAJARAN


Sejarah Perkembangan Pembelajaran adalah merupakan suatu proses yang melibatkan seseorang untuk secara sengaja berperan aktif dalam melakukan suatu perbuatan tertentu yang terarah dalam situasi serta kondisi yang khusus sehingga menghasilkan stimulus respon.
Dalam perkembangan pembelajaran, inter aksi antar manusia, dapat terjadi dalam berbagai kehidupan serta di berbagai bidang. Dalam bidang pendidikan perkembangan pembelajaran dapat diwujudkan melalui inter aksi antar peserta didik, inter aksi antara peserta didik dengan guru, inter aksi antara peserta didik dengan lingkungan, inter aksi antara guru dengan sesama rekan, inter aksi antara guru dengan masyarakat di sekitar lingkungannya.
Perkembangan pembelajaran atas seseorang melibatkan proses berpikir, dalam membangun serta mengembangkan suasana dialogis melalui inter aksi tanya jawab yang berlangsung secara terus menerus serta berkesinambungan guna menghasilkan kemampuan berpikir untuk memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan yang dapat membantu seseorang menemukan konsep diri serta jati dirinya sehingga memiliki kepiawaian dalam mengkontruksi diri.
Dari uraian di atas jelas bahwa perkembangan pembelajaran yang terjadi pada seseorang, dapat dilakukan di suatu ruang dan waktu tertentu atau di luar termasuk di dalamnya pada lingkungan dimana seseorang berada.
Untuk mempersempit paparan, penulis memfokuskan perkembangan pembelajaran yang terjadi pada peserta didik agar memiliki kemampuan yang kreatif, inovatif, yang bermuara pada proses pengembangan pembelajaran yang menghasilkan kompetensi yang diharapkan, perkembangan pembelajaran yang dilakukan oleh seseorang yang dalam hal ini peserta didik adalah upaya sadar untuk membentuk karakter serta jati diri sehingga memiliki makna dalam bentuk pengalaman nyata.
Untuk dapat menciptakan suasana perkembangan pembelajaran secara efektif serta kondusif yang dilakukan di dalam suatu ruang tertentu maka diperlukan seseorang dalam kapasitas sebagai pengajar ( Guru ), yang diharapkan dapat berperan sebagai pencipta suasana belajar sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran peserta didik di kelas tampak efektif serta kondusif.
2.1. Pembelajaran Merupakan Proses.
Berbicara mengenai perkembangan pembelajaran adalah berbicara mengenai pengetahuan yang harus di miliki serta di kuasai oleh seseorang untuk mencapai kehidupan yang layak, manusia sebagai individu memiliki sifat-sifat yang komplek agar mampu bersosialisasi serta mengaktualisasikan dirinya di lingkungan masyarakat tempat dimana individu itu bertempat tinggal.
Pembelajaran juga merupakan transper budaya, mengingat pembelajaran dengan sendirinya diartikan sebagai suatu kegiatan yang mengarah pada pewarisan budaya dari suatu generasi ke genersi berikutnya yang turun temurun serta berkelanjutan, melalui pendidikan kita dapat mentrasfer nilai-nilai budaya seperti kejujuran, tanggung jawab serta kesiapan untuk kehidupan di masyarakat. Pendidikan memiliki tugas untuk menyiapkan individu-individu sebagai obyek yang merupakan sasaran utama untuk kelangsungan bangsa pada masa yang akan datang. Dalam hal ini ketika Pendidikan merupakan suatu gambaran dari transfermasi budaya maka dapat kita katakan bahwa system Pendidikan adalah merupak sub system dari system pembangunan nasional yang harus singkron dengan GBHN dengan memberikan tekanan pada upaya untuk melestarikan serta mengembangkan budaya yaitu : (BP.7. Pusat,1990: 109-110).
1) Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, rasa karsa bangsa Indonesia.
2) Kebudayaan nasional yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa terus di pelihara, dibina, dan dikembangkan sehingga mampu menjadi penggerak bagi perwujudan cita-cita bangsa di masa depan.
3) Perlu ditumbuhkan kemampuan masyarakat untuk mengangkat nilai-nilai social budaya daerah yang luhur serta menyerap nilai-nilai luar yang yang positif dan yang diperlukan bagi pembaruan dalam proses pembangunan.
4) Perlu terus diciptakan suasana yang mendorong tumbuh dan berkembangnya disiplin nasional serta sikap budaya yang mampu menjawab tantangan pembangunan dengan di kembangkan pranata social yang dapat mendukung proses pemantapan budaya bangsa.
5) Usaha pembaruan bangsa perlu dilanjutkan di segala bidang kehidupan, bidang ekonomi, dan social budaya.
2.2. Perkembangan Pembelajaran Merupakan Proses Pembentukan Jati Diri
Pembelajaran yang berlangsung dan berkesinambungan dapat pula diartikan sebagai media untuk pembentukan jati diri, dimana secara proses dilakukan secara sistimatis serta sistemik yang diarahkan pada pembentukan karakter serta jati diri sehingga individu yang bersangkutan memiliki kepribadian, yang berlangsung di dalam situasi serta kondisi kehidupan social di lingkungan masyarakat sekitarnya melalui interaksi social sehingga terjalin hubungan saling ketergantungan satu sama lain.
Satu sisi proses pembentukan pribadi serta jati diri seseorang terdiri dari pembentulan masa kelahiran sampai balita, dan pembentukan masa menuju ke arah pendewasaan, hal ini merupakan proses yang berlangsung secara alami serta mutlak di jalani oleh setiap individu.
Pembentukan pribadi seseorang di alami melalui pengembangan diri sehingga memiliki kualitas kepribadian yang di peroleh baik melalui pendidikan atau pada lingkungan dimana individu yang bersangkutan bersosialisasi dengan berbagai kendala serta tantangan dalam mengarungi hidup serta kehidupan yang di alaminya serta dijadikan pembelajaran sebagai upaya dalam proses pengembangan kepribadian yang mandiri yang kesemuanya sejalan dengan prroses perkembangan secara fisik yang alami pula.
Pendidikan diartikan juga sebagai kehidupan dalam arti luas, Pensdidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu (Mudyaharjo,2001:3)
Dalam hal ini jelas bahwa manusia sebagai makhluk social dan sebagai individu di tuntut secara sadar harus belajar dalam artian bagian dari upaya untuk melestarikan nilai-nilai kebudayaan adalah melalui pendidikan yang di tugaskan untuk menyiapkan peserta didik sebagai pewaris budaya, agar menjadi generasi muda yang produktif, handal dan siap untuk dipasarkan, Dalam hai ini melalui pembelajaran maka Pendidikan disiapkan untuk membekali peserta didik dengan pembentukan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan untuk kelangsungan hidup bagi peserta didik yang bersangkutan kelak kemudian hari.
Ada beberapa komponen dalam pembangunan pendidikan diantaranya : pendidikan harus dapat menciptakan iklim budaya yang memuat komitmen Sumber daya manusia, Pndidikan harus mampu membentuk akhlak mulia, berbudi pekerti luhur,demokratis, berkeakhlian , sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang berkeaklian serta berdaya saing maju sehingga sejahtra, mengingat masyarakat yang sejahtra adalah dimana dilingkungan wilayah tersebut masyarakatnya telah benar-benar berpengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi dan berdisiplin.
2.3. Faktor-Faktor Dominan dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran di Sekolah
Selanjutnya untuk meningkatkan mutu sekolah seperti yang disarankan oleh Sudarwan Danim ( 2007 : 56 ), yaitu dengan melibatkan lima faktor yang dominan :
1. Kepemimpinan Kepala sekolah; kepala sekolah harus memiliki dan memahami visi kerja secara jelas, mampu dan mau bekerja keras, mempunyai dorongan kerja yang tinggi, tekun dan tabah dalam bekerja, memberikanlayananyang optimal, dan disiplin kerja yang kuat.
2. Siswa; pendekatan yang harus dilakukan adalah “anak sebagai pusat “ sehingga kompetensi dan kemampuan siswa dapat digali sehingga sekolah dapat menginventarisir kekuatan yang ada pada siswa .
3. Guru; pelibatan guru secara maksimal , dengan meningkatkan kopmetensi dan profesi kerja guru dalam kegiatan seminar, MGMP, lokakarya serta pelatihan sehingga hasil dari kegiatan tersebut diterapkan disekolah.
4. Kurikulum; sdanya kurikulum yang ajeg / tetap tetapi dinamis , dapat memungkinkan dan memudahkan standar mutu yang diharapkan sehingga goals (tujuan ) dapat dicapai secara maksimal;
5. Jaringan Kerjasama; jaringan kerjasama tidak hanya terbatas pada lingkungan sekolah dan masyarakat semata (orang tua dan masyarakat ) tetapi dengan organisasi lain, seperti perusahaan / instansi sehingga output dari sekolah dapat terserap didalam dunia kerja
Berdasarkan pendapat diatas, perubahan paradigma harus dilakukan secara bersama-sama antara pimpinan dan karyawan sehingga mereka mempunyai langkah dan strategi yang sama yaitu menciptakan mutu dilingkungan kerja khususnya lingkungan kerja pendidikan. Pimpinan dan karyawan harus menjadi satu tim yang utuh (teamwork ) yangn saling membutuhkan dan saling mengisi kekurangan yang ada sehingga target (goals ) akan tercipta dengan baik
D. Unsur-unsur yang terlibat dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran di sekolah
Unsur yang terlibat dalam peningkatan mutu pendidikan dapat lihat dari sudut pandang makro dan mikro pendidikan, seperti yang dijabarkan di bawah ini :
1. Pendekatan Mikro Pendidikan :
Yaitu suatu pendekatan terhadap pendidikan dengan indicator kajiannya dilihat dari hubungan antara elemen peserta didik, pendidik, dan interaksi keduanya dalam usaha pendidikan. Secara lengkap elemen mikro sebagai berikut :
• Kualitas manajemen
• Pemberdayaan satuan pendidikan
• Profesionalisme dan ketenagaan
• Relevansi dan kebutuhan.
Berdasarkan tinjauan mikro elemen guru dan siswa yang merupakan bagian dari pemberdayaan satuan pendidikan merupakan elemen sentral. Pendidikan untuk kepentingan peserta didik mempunyai tujuan, dan untuk mencapai tujuan ini ada berbagai sumber dan kendala, dengan memperhatikan sumber dan kendala ditetapkan bahan pengajaran dan diusahakan berlangsungnya proses untuk mencapai tujuan. Proses ini menampilkan hasil belajar, hasil belajar perlu dinilai dan dari hasil penilaian dapat merupakan umpan balik sebagai bahan masukan dan pijakan.
Secara mikro diagram alur proses pendidikan dapat dilihat dibawah ini :

Sumber : Ety Rochaety,dkk (2005:8 )
Dari gambar diatas, bahwa pengetahuan teori yang didapatkan dari seorang guru melalui kualitas manajemen dengan harapan tujuan pendidikan akan tercapai, tujuan akan tercapai jika dibekali dengan bahan sehingga proses pendidikan akan terlaksana dengan baik sehingga akan menghasilkan penampilan (hasil belajar) hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu melalui penilaian dengan dasar criteria penilaian , hasil dari penampilan akan dijadikan umpan balik.
2. Pendekatan Makro Pendidikan ;
Yaitu kajian pendidikan dengan elemen yang lebih luas dengan elemen sebagai berikut:
• Standarisasi pengembangan kurikulum
• Pemerataan dan persamaan, serta keadilan
• Standar mutu
• Kemampuan bersaing.
Tinjauan makro pendidikan menyangkut berbagai hal yang digambarkan dalam dua bagan ( P.H Coombs, 1968 ) dalam Etty Rochaety, dkk (2005 : 8 ) bahwa pendekatan makro pendidikan melalui jalur pertama yaitu INPUT SUMBER – PROSES PENDIDIKAN – HASIL PENDIDIKAN , seperti pada gambar di bawah ini :
Sumber : Ety Rochaety, dkk (2005 : 9 )
Input sumber pendidikan akan mempengaruhi dalam kegiatan proses pendidikan , dimana proses pendidikan didasari oleh berbagai unsur sehingga semakin siap suatu lembaga dan semakin lengkap komponen pendidikan yang dimiliki maka akan menciptakan hasil pendidikan yang berkualitas.
Selanjutnya Syaiful Sagala (2004 : 9 ) menyatakan solusi manajemen pendidikan secara mikro dan makro yang dituangkan dalam gambar berikut :

Sumber: Syaiful Sagala (2004 : 9)
E. Strategi Peningkatan Mutu Pembelajaran di Sekolah
Secara umum untuk meingkatkan mutu pendidikan harus diawali dengan strategi peningkatan pemerataan pendidikan, dimana unsure makro dan mikro pendidikan ikut terlibat, untuk menciptakan (Equality dan Equity ), mengutip pendapat Indra Djati Sid ( 2001 : 73 ) bahwa pemerataan pendidikan harus mengambil langkah sebagai berikut :
1. Pemerintah menanggung biaya minimum pendidikan yang diperlukan anak usia sekolah baik negeri maupun swasta yang diberikan secara individual kepada siswa.
2. Optimalisasi sumber daya pendidikan yang sudah tersedia, antara lain melalui double shift ( contoh pemberdayaan SMP terbuka dan kelas Jauh )
3. Memberdayakan sekolah-sekolah swasta melalui bantuan dan subsidi dalam rangka peningkatan mutu embelajaran siswa dan optimalisasi daya tampung yang tersedia.
4. Melanjutkan pembangunan Unit Sekolah Baru (USB ) dan Ruang Kelas Baru (RKB ) bagi daerah-daerah yang membutuhkan dengan memperhatikan peta pendidiakn di tiap –tiap daerah sehingga tidak mengggangu keberadaan sekolah swasta.
5. Memberikan perhatian khusus bagi anak usia sekolah dari keluarga miskin, masyarakat terpencil, masyarakat terisolasi, dan daerah kumuh.
6. Meningkatkan partisipasi anggota masyarakat dan pemerintah daerah untuk ikut serta mengangani penuntansan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.
Sedangkan peningkatan mutu sekolah secara umum dapat diambil satu strategi dengan membangun Akuntabilitas pendidikan dengan pola kepemimpinan , seperti kepemimpinan sekolah Kaizen ( Sudarwan Danim, 2007 : 225 ) yang menyarankan :
1. Untuk memperkuat tim-tim sebagai bahan pembangun yang fundamental dalam struktur perusahaan
2. Menggabungkan aspek –aspek positif individual dengan berbagai manfaat dari konsumen
3. Berfokus pada detaiol dalam mengimplementasikan gambaran besar tentang perusahaan
4. Menerima tanggung jawab pribadi untuk selalu mengidentifikasikan akar menyebab masalah
5. Membangun hubungan antarpribadi yang kuat
6. Menjaga agar pemikiran tetap terbuka terhadap kritik dan nasihat yang konstruktif
7. Memelihara sikap yang progresif dan berpandangan ke masa depan
8. Bangga dan menghargai prestasi kerja
9. Bersedia menerima tanggung jawab dan mengikuti pelatihan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar