SEJARAH PERKEMBANGAN PEMBELAJARAN
Sejarah Perkembangan
Pembelajaran adalah merupakan suatu proses yang melibatkan seseorang
untuk secara sengaja berperan aktif dalam melakukan suatu perbuatan
tertentu yang terarah dalam situasi serta kondisi yang khusus sehingga
menghasilkan stimulus respon.
Dalam perkembangan pembelajaran, inter
aksi antar manusia, dapat terjadi dalam berbagai kehidupan serta di
berbagai bidang. Dalam bidang pendidikan perkembangan pembelajaran dapat
diwujudkan melalui inter aksi antar peserta didik, inter aksi antara
peserta didik dengan guru, inter aksi antara peserta didik dengan
lingkungan, inter aksi antara guru dengan sesama rekan, inter aksi
antara guru dengan masyarakat di sekitar lingkungannya.
Perkembangan
pembelajaran atas seseorang melibatkan proses berpikir, dalam membangun
serta mengembangkan suasana dialogis melalui inter aksi tanya jawab
yang berlangsung secara terus menerus serta berkesinambungan guna
menghasilkan kemampuan berpikir untuk memperoleh sejumlah ilmu
pengetahuan yang dapat membantu seseorang menemukan konsep diri serta
jati dirinya sehingga memiliki kepiawaian dalam mengkontruksi diri.
Dari uraian di atas jelas bahwa perkembangan pembelajaran yang terjadi
pada seseorang, dapat dilakukan di suatu ruang dan waktu tertentu atau
di luar termasuk di dalamnya pada lingkungan dimana seseorang berada.
Untuk mempersempit paparan, penulis memfokuskan perkembangan
pembelajaran yang terjadi pada peserta didik agar memiliki kemampuan
yang kreatif, inovatif, yang bermuara pada proses pengembangan
pembelajaran yang menghasilkan kompetensi yang diharapkan, perkembangan
pembelajaran yang dilakukan oleh seseorang yang dalam hal ini peserta
didik adalah upaya sadar untuk membentuk karakter serta jati diri
sehingga memiliki makna dalam bentuk pengalaman nyata.
Untuk dapat
menciptakan suasana perkembangan pembelajaran secara efektif serta
kondusif yang dilakukan di dalam suatu ruang tertentu maka diperlukan
seseorang dalam kapasitas sebagai pengajar ( Guru ), yang diharapkan
dapat berperan sebagai pencipta suasana belajar sedemikian rupa sehingga
proses pembelajaran peserta didik di kelas tampak efektif serta
kondusif.
2.1. Pembelajaran Merupakan Proses.
Berbicara mengenai
perkembangan pembelajaran adalah berbicara mengenai pengetahuan yang
harus di miliki serta di kuasai oleh seseorang untuk mencapai kehidupan
yang layak, manusia sebagai individu memiliki sifat-sifat yang komplek
agar mampu bersosialisasi serta mengaktualisasikan dirinya di lingkungan
masyarakat tempat dimana individu itu bertempat tinggal.
Pembelajaran juga merupakan transper budaya, mengingat pembelajaran
dengan sendirinya diartikan sebagai suatu kegiatan yang mengarah pada
pewarisan budaya dari suatu generasi ke genersi berikutnya yang turun
temurun serta berkelanjutan, melalui pendidikan kita dapat mentrasfer
nilai-nilai budaya seperti kejujuran, tanggung jawab serta kesiapan
untuk kehidupan di masyarakat. Pendidikan memiliki tugas untuk
menyiapkan individu-individu sebagai obyek yang merupakan sasaran utama
untuk kelangsungan bangsa pada masa yang akan datang. Dalam hal ini
ketika Pendidikan merupakan suatu gambaran dari transfermasi budaya
maka dapat kita katakan bahwa system Pendidikan adalah merupak sub
system dari system pembangunan nasional yang harus singkron dengan GBHN
dengan memberikan tekanan pada upaya untuk melestarikan serta
mengembangkan budaya yaitu : (BP.7. Pusat,1990: 109-110).
1) Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, rasa karsa bangsa Indonesia.
2) Kebudayaan nasional yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa terus
di pelihara, dibina, dan dikembangkan sehingga mampu menjadi penggerak
bagi perwujudan cita-cita bangsa di masa depan.
3) Perlu ditumbuhkan
kemampuan masyarakat untuk mengangkat nilai-nilai social budaya daerah
yang luhur serta menyerap nilai-nilai luar yang yang positif dan yang
diperlukan bagi pembaruan dalam proses pembangunan.
4) Perlu terus
diciptakan suasana yang mendorong tumbuh dan berkembangnya disiplin
nasional serta sikap budaya yang mampu menjawab tantangan pembangunan
dengan di kembangkan pranata social yang dapat mendukung proses
pemantapan budaya bangsa.
5) Usaha pembaruan bangsa perlu dilanjutkan di segala bidang kehidupan, bidang ekonomi, dan social budaya.
2.2. Perkembangan Pembelajaran Merupakan Proses Pembentukan Jati Diri
Pembelajaran yang berlangsung dan berkesinambungan dapat pula
diartikan sebagai media untuk pembentukan jati diri, dimana secara
proses dilakukan secara sistimatis serta sistemik yang diarahkan pada
pembentukan karakter serta jati diri sehingga individu yang bersangkutan
memiliki kepribadian, yang berlangsung di dalam situasi serta kondisi
kehidupan social di lingkungan masyarakat sekitarnya melalui interaksi
social sehingga terjalin hubungan saling ketergantungan satu sama lain.
Satu sisi proses pembentukan pribadi serta jati diri seseorang terdiri
dari pembentulan masa kelahiran sampai balita, dan pembentukan masa
menuju ke arah pendewasaan, hal ini merupakan proses yang berlangsung
secara alami serta mutlak di jalani oleh setiap individu.
Pembentukan pribadi seseorang di alami melalui pengembangan diri
sehingga memiliki kualitas kepribadian yang di peroleh baik melalui
pendidikan atau pada lingkungan dimana individu yang bersangkutan
bersosialisasi dengan berbagai kendala serta tantangan dalam mengarungi
hidup serta kehidupan yang di alaminya serta dijadikan pembelajaran
sebagai upaya dalam proses pengembangan kepribadian yang mandiri yang
kesemuanya sejalan dengan prroses perkembangan secara fisik yang alami
pula.
Pendidikan diartikan juga sebagai kehidupan dalam arti luas,
Pensdidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam
segala lingkungan dan sepanjang hidup.Pendidikan adalah segala situasi
hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu (Mudyaharjo,2001:3)
Dalam hal ini jelas bahwa manusia sebagai makhluk social dan sebagai
individu di tuntut secara sadar harus belajar dalam artian bagian dari
upaya untuk melestarikan nilai-nilai kebudayaan adalah melalui
pendidikan yang di tugaskan untuk menyiapkan peserta didik sebagai
pewaris budaya, agar menjadi generasi muda yang produktif, handal dan
siap untuk dipasarkan, Dalam hai ini melalui pembelajaran maka
Pendidikan disiapkan untuk membekali peserta didik dengan pembentukan
sikap, pengetahuan, dan ketrampilan untuk kelangsungan hidup bagi
peserta didik yang bersangkutan kelak kemudian hari.
Ada beberapa
komponen dalam pembangunan pendidikan diantaranya : pendidikan harus
dapat menciptakan iklim budaya yang memuat komitmen Sumber daya manusia,
Pndidikan harus mampu membentuk akhlak mulia, berbudi pekerti
luhur,demokratis, berkeakhlian , sehingga dapat mewujudkan masyarakat
yang berkeaklian serta berdaya saing maju sehingga sejahtra, mengingat
masyarakat yang sejahtra adalah dimana dilingkungan wilayah tersebut
masyarakatnya telah benar-benar berpengetahuan dan teknologi, memiliki
etos kerja yang tinggi dan berdisiplin.
2.3. Faktor-Faktor Dominan dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran di Sekolah
Selanjutnya untuk meningkatkan mutu sekolah seperti yang disarankan
oleh Sudarwan Danim ( 2007 : 56 ), yaitu dengan melibatkan lima faktor
yang dominan :
1. Kepemimpinan Kepala sekolah; kepala sekolah harus
memiliki dan memahami visi kerja secara jelas, mampu dan mau bekerja
keras, mempunyai dorongan kerja yang tinggi, tekun dan tabah dalam
bekerja, memberikanlayananyang optimal, dan disiplin kerja yang kuat.
2. Siswa; pendekatan yang harus dilakukan adalah “anak sebagai pusat “
sehingga kompetensi dan kemampuan siswa dapat digali sehingga sekolah
dapat menginventarisir kekuatan yang ada pada siswa .
3. Guru;
pelibatan guru secara maksimal , dengan meningkatkan kopmetensi dan
profesi kerja guru dalam kegiatan seminar, MGMP, lokakarya serta
pelatihan sehingga hasil dari kegiatan tersebut diterapkan disekolah.
4. Kurikulum; sdanya kurikulum yang ajeg / tetap tetapi dinamis , dapat
memungkinkan dan memudahkan standar mutu yang diharapkan sehingga goals
(tujuan ) dapat dicapai secara maksimal;
5. Jaringan Kerjasama;
jaringan kerjasama tidak hanya terbatas pada lingkungan sekolah dan
masyarakat semata (orang tua dan masyarakat ) tetapi dengan organisasi
lain, seperti perusahaan / instansi sehingga output dari sekolah dapat
terserap didalam dunia kerja
Berdasarkan pendapat diatas, perubahan
paradigma harus dilakukan secara bersama-sama antara pimpinan dan
karyawan sehingga mereka mempunyai langkah dan strategi yang sama yaitu
menciptakan mutu dilingkungan kerja khususnya lingkungan kerja
pendidikan. Pimpinan dan karyawan harus menjadi satu tim yang utuh
(teamwork ) yangn saling membutuhkan dan saling mengisi kekurangan yang
ada sehingga target (goals ) akan tercipta dengan baik
D. Unsur-unsur yang terlibat dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran di sekolah
Unsur yang terlibat dalam peningkatan mutu pendidikan dapat lihat dari
sudut pandang makro dan mikro pendidikan, seperti yang dijabarkan di
bawah ini :
1. Pendekatan Mikro Pendidikan :
Yaitu suatu
pendekatan terhadap pendidikan dengan indicator kajiannya dilihat dari
hubungan antara elemen peserta didik, pendidik, dan interaksi keduanya
dalam usaha pendidikan. Secara lengkap elemen mikro sebagai berikut :
• Kualitas manajemen
• Pemberdayaan satuan pendidikan
• Profesionalisme dan ketenagaan
• Relevansi dan kebutuhan.
Berdasarkan tinjauan mikro elemen guru dan siswa yang merupakan bagian
dari pemberdayaan satuan pendidikan merupakan elemen sentral. Pendidikan
untuk kepentingan peserta didik mempunyai tujuan, dan untuk mencapai
tujuan ini ada berbagai sumber dan kendala, dengan memperhatikan sumber
dan kendala ditetapkan bahan pengajaran dan diusahakan berlangsungnya
proses untuk mencapai tujuan. Proses ini menampilkan hasil belajar,
hasil belajar perlu dinilai dan dari hasil penilaian dapat merupakan
umpan balik sebagai bahan masukan dan pijakan.
Secara mikro diagram alur proses pendidikan dapat dilihat dibawah ini :
Sumber : Ety Rochaety,dkk (2005:8 )
Dari gambar diatas, bahwa pengetahuan teori yang didapatkan dari
seorang guru melalui kualitas manajemen dengan harapan tujuan pendidikan
akan tercapai, tujuan akan tercapai jika dibekali dengan bahan sehingga
proses pendidikan akan terlaksana dengan baik sehingga akan
menghasilkan penampilan (hasil belajar) hasil belajar dipengaruhi oleh
beberapa factor yaitu melalui penilaian dengan dasar criteria penilaian ,
hasil dari penampilan akan dijadikan umpan balik.
2. Pendekatan Makro Pendidikan ;
Yaitu kajian pendidikan dengan elemen yang lebih luas dengan elemen sebagai berikut:
• Standarisasi pengembangan kurikulum
• Pemerataan dan persamaan, serta keadilan
• Standar mutu
• Kemampuan bersaing.
Tinjauan makro pendidikan menyangkut berbagai hal yang digambarkan
dalam dua bagan ( P.H Coombs, 1968 ) dalam Etty Rochaety, dkk (2005 : 8 )
bahwa pendekatan makro pendidikan melalui jalur pertama yaitu INPUT
SUMBER – PROSES PENDIDIKAN – HASIL PENDIDIKAN , seperti pada gambar di
bawah ini :
Sumber : Ety Rochaety, dkk (2005 : 9 )
Input
sumber pendidikan akan mempengaruhi dalam kegiatan proses pendidikan ,
dimana proses pendidikan didasari oleh berbagai unsur sehingga semakin
siap suatu lembaga dan semakin lengkap komponen pendidikan yang dimiliki
maka akan menciptakan hasil pendidikan yang berkualitas.
Selanjutnya Syaiful Sagala (2004 : 9 ) menyatakan solusi manajemen
pendidikan secara mikro dan makro yang dituangkan dalam gambar berikut :
Sumber: Syaiful Sagala (2004 : 9)
E. Strategi Peningkatan Mutu Pembelajaran di Sekolah
Secara umum untuk meingkatkan mutu pendidikan harus diawali dengan
strategi peningkatan pemerataan pendidikan, dimana unsure makro dan
mikro pendidikan ikut terlibat, untuk menciptakan (Equality dan Equity
), mengutip pendapat Indra Djati Sid ( 2001 : 73 ) bahwa pemerataan
pendidikan harus mengambil langkah sebagai berikut :
1. Pemerintah
menanggung biaya minimum pendidikan yang diperlukan anak usia sekolah
baik negeri maupun swasta yang diberikan secara individual kepada siswa.
2. Optimalisasi sumber daya pendidikan yang sudah tersedia, antara lain
melalui double shift ( contoh pemberdayaan SMP terbuka dan kelas Jauh )
3. Memberdayakan sekolah-sekolah swasta melalui bantuan dan subsidi
dalam rangka peningkatan mutu embelajaran siswa dan optimalisasi daya
tampung yang tersedia.
4. Melanjutkan pembangunan Unit Sekolah Baru
(USB ) dan Ruang Kelas Baru (RKB ) bagi daerah-daerah yang membutuhkan
dengan memperhatikan peta pendidiakn di tiap –tiap daerah sehingga tidak
mengggangu keberadaan sekolah swasta.
5. Memberikan perhatian
khusus bagi anak usia sekolah dari keluarga miskin, masyarakat
terpencil, masyarakat terisolasi, dan daerah kumuh.
6. Meningkatkan
partisipasi anggota masyarakat dan pemerintah daerah untuk ikut serta
mengangani penuntansan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.
Sedangkan peningkatan mutu sekolah secara umum dapat diambil satu
strategi dengan membangun Akuntabilitas pendidikan dengan pola
kepemimpinan , seperti kepemimpinan sekolah Kaizen ( Sudarwan Danim,
2007 : 225 ) yang menyarankan :
1. Untuk memperkuat tim-tim sebagai bahan pembangun yang fundamental dalam struktur perusahaan
2. Menggabungkan aspek –aspek positif individual dengan berbagai manfaat dari konsumen
3. Berfokus pada detaiol dalam mengimplementasikan gambaran besar tentang perusahaan
4. Menerima tanggung jawab pribadi untuk selalu mengidentifikasikan akar menyebab masalah
5. Membangun hubungan antarpribadi yang kuat
6. Menjaga agar pemikiran tetap terbuka terhadap kritik dan nasihat yang konstruktif
7. Memelihara sikap yang progresif dan berpandangan ke masa depan
8. Bangga dan menghargai prestasi kerja
9. Bersedia menerima tanggung jawab dan mengikuti pelatihan